Dauroh Tahfidz Al-Qur'an 2019

Tuesday, 20 August 2019, 8:56
Image

Aku Ingin Bersama kalian Hingga Ke Surga

Ayah.. Ibu..

Tahun ini adalah lembaran baru dalam hidupku

Kehidupan yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya

Kehidupan yang mengharuskanku jauh dari kalian

Kehidupan yang akan kujalani di masa balighku

Entah mengapa aku memilih tempat ini menjadi rumah keduaku

Hanya berbekal keyakinan bahwa aku bisa menjadi lebih baik di sini

Tak kuhiraukan konsekwensi dari pilihanku

Hanya keinginan untuk bisa membahagiakan kalian

Aku pun yakin bahwa pilihanku ini berat untuk kalian

Bukan berat karena tidak setuju

Tapi berat karena harus melepaskan buah hatinya untuk pertama kalinya

Buah hati yang selalu ada di pelupuk mata semenjak ia terlahir

Dan akhirnya hari perpisahan itu pun datang

Kita akan terpisahkan oleh jarak dan waktu

Perpisahan sementara yang penuh cerita

Perpisahan yang akan mengajarkanku arti kebersamaan

Sebelum kalian melepasku

Kalian menatapku dengan lekat

Seolah memastikan bahwa aku baik-baik saja

Dan aku pun mencoba memperlihatkan rona kesiapanku

Meskipun sebenarnya bendungan kesedihan itu menyesakkan dadaku

Dan… akhirnya kalian pergi meninggalkanku

Di tempat asing dan belum ada siapapun yang ku kenal

Aku pun teringat kisah Hajar dan Ismail

Tatkala ditinggalkan di padang pasir yang gersang dan tak berpenghuni

Hanya keyakinan kepada Allah yang mereka punya

Hingga akhirnya pertolongan dan keberkahan datang begitu menakjubkan

Aku pun berharap seperti itu

Aku tak tahu apa maksud Allah menempatkanku di sini

Menjauhkanku dari orang-orang yang ku sayangi

Tapi aku berkeyakinan bahwa Allah akan mengaruniakanku ni’mat yang begitu besar

Aku pun memulai kehidupanku

Mencoba meraba dan memahami situasi

Mencoba berdamai dengan perasaanku yang tak menentu

Ku tata setiap ruang di hatiku, tapi…

Ternyata aku tak sekuat yang kukira

Bendungan air mata yang selalu ku coba tahan akhirnya bobol

Buliran itu meleleh tak tertahankan

Dada semakin sesak dengan situasi ini

Aku belum bisa kuat menahan perpisahan dengan orang tuaku

Aku mencoba menenangkan diriku

Ku hadirkan kembali tulisan-tulisan di diaryku

Tentang cita-cita dan tujuanku juga nasihat orang tuaku

Cara ini lumayan ampuh mengusir kesedihanku

Aku jalani hari-hari baruku di pesantren

Mencoba mengenali setiap sudutnya

Berkenalan dengan teman-teman baru

Berusaha menjadi bagian di pesantren ini

Dan aku mulai nyaman dengan ini semua

Lagi.. aku berhadapan dengan situasi baru yang belum pernah kualami

Aku dituntut untuk menghafal Quran seharian

Padahal aku hanya anak keluaran SD yang belum pernah menghafal Quran

Bias baca Quran pun belum lama

Mampukah hamba ya Allah…

Pikiranku sangat kacau tatkalah kata demi kata yang kucoba hafal tak kunjung kuhafal

Sedangkan teman-temanku yang lain sudah banyak surat yang dihafal

Belum aturan yang mengharuskan menyetorkan hafalan setiap halaqah

Aku kalut, khawatir, sedih, dan berbagai rasa yang menghampiri

Aku harus bagaimana ya Allah…

Dalam kekalutanku aku tak punya siapa-siapa

Aku hanya ingin bertemu dengan orangtuaku

Tapi ini tak mungkin karena selama dauroh tak boleh dijenguk

Mengirimkan pesan saja sangat dibatasi..

Ayah… Ibu…

Aku hanya ingin kalian

Aku ingin mencurahkan kekalutanku kepada kalian

Belaian kalian yang mampu menguatkanku

Tangisan pun pecah tak terbendung

Tapi tiba-tiba ada suntikan kekuatan yang menjalar di tubuhku

Entah dari mana sumber kekuatan ini

Padahal aku sudah sangat rapuh

Mungkinkan ini dari doa-doa yang dilangitkan oleh kedua orang tuaku

Yang menerima signal dari tangisan anaknya?

Ayah… ibu

Teruslah panjatkan doa-doa terindahmu untuk anakmu ini

Karena doa adalah senjata seorang muslim

Meskipun kau tak bias datang melihatku

Tapi doa-doa yang kau panjatkan menghadirkan kalian dalam aliran darahku

Ayah… Ibu

Aku kan selalu berusaha untuk berada di barisan para pejuang Quran

Meskipun aku harus menahan jutaan rindu pada kalian

Tapi perpisahan ini hanya sebentar dan sementara

Aku kan terus berjuang untuk mencintai Quran

Karena aku berharap kita kan bersama di surga Allah selamanya.

Puisi By Fitri AL Kufi

Berita Lainnya